SINTANG, RS – Satuan tugas penanganan Covid-19 Kabupaten Sintang kembali melaksanankan Konferensi pers terkait perkembangan penanganan Covid-19 di Kabupaten Sintang, bertempat di Mini Comand Center (MMC) Kantor Bupati Sintang, Jumat (26/03/2021).
Bupati Sintang, Jarot Winarno mengatakan awal masuk Covid-19 di Kabupaten Sintang pada bulan Maret 2020 yaitu pasien dari Sekadau, kemudian yang dari Sintang yang terpapar Covid-19 yaitu pada minggu ke empat bulan April dan naik menjadi 12 kasus. Kemudian Puncaknya di akhir bulan Oktober dan awal November, yang paling tinggi di minggu ke tiga November yaitu naik 87 kasus terkonfirmasi positif Covid-19, “itulah kasus tertinggi yang pernah kita dapat di satu minggunya, Kemudian kita berhasil menstabilkannya,” terang Jarot Winarno.
Jarot Winarno menambahkan bahwa pasca sesudah libur Natal dan Tahun Baru melonjak menjadi 63 kasus, dari kasus tersebut yang pulang dari Pontianak dan satu aja transmisi lokal kena di Sintang. mungkin yang kena ini karena dari orang yang pulang dari Pontianak, sehingga di bulan Februari sempat terjadi 60 kasus, kemudian kembali terjadi penurunan kembali.
Lanjut Bupati Sintang, Jarot Winarno memaparkan “puncak terjadinya kasus Covid-19 dalam minggu lalu (Maret 2021) yakni meningkat 94 kasus yang di dominasi oleh clasgoes atau klaster balap sepeda yang juga di tambah dengan klaster rumah Ibadah yang sembayang di tempat yang sama, lalu klaster dari Kantor BPN (Badan Pertanahan Nasional), ini adalah pertama kali di temukan dalam satu minggu mencapai 94 kasus Covid-19,” terang Jarot Winarno.
Jarot Winarno juga menjelaskan bahwa kasus Covid-19 di kota besar belum beres, seperti ibukota Jakarta maka di daerah juga tidak akan beres, kalau Pontianak belum beres maka Sintang juga tidak beres.
“Ini semua yang terjadi di Sintang adalah orang yang baru pulang dari Pontianak, sehingga di Sintang banyak orang yang terpapar. Kalau ada keluarga yang baru pulang dari Pontianak lebih baik tidak usah kemana-mana dulu dan lebih baik di rumah saja,” tegas Jarot Winarno.
“Untuk kegiatan yang tidak terlalu penting dan hanya kegitan olahraga sepeda saja lebih baik di lingkungan yang dekat, dan ini bukti kita ketahui bahwa kegiatan yang menyehatkan saja bisa terpapar, seperti sepeda santai antar kabupaten, sehingga yang jadi korban adalah kelompok atau grup goes itu sendiri dan keluarga,” pesan Jarot Winarno.
Jarot Winarno juga menghimbau agar 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas) dan itu harus di tegakkan, guna mencegah penyebaran Covid-19. (*)