Deteksi berita sekota Sintang

Anastasia Ajak-Anak Agar Tak Putus Sekolah

SINTANG, RS – Angka anak putus sekolah di Kabupaten Sintang masih tergolong tinggi. Hal ini terjadi karena berbagai faktor, seperti rendahnya minat sekolah pada anak-anak jaman sekarang. Atau karena faktor lingkungan yang membuat anak-anak mengarah ke hal-hal negatif.

Menanggapi hal itu Anastasia, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang mengajak agar anak-anak yang sedang menempuh pendidikan agar tetap fokus mengejar pendidikannya. Selasa, (15/11/2022).

Menurutnya, anak-anak wajib menempuh pendidikan untuk mempersiapkan diri kedepannya. Karena menurutnya pendidikan merupakan hal penting bagi bangsa ini.

“Rentang waktu Sekolah Dasar sampai kepada Sekolah Menengah Atas atau sekolah Menengah Kejuruan, anak-anak wajib menempuh pendidikan untuk mempersiapkan diri kedepan, karena anak-anak ini merupakan calon-calon penerus bangsa, bisa dibayangkan kalau anak-anak kita banyak yang putus sekolah 10-20 tahun kedepan, bangsa kita juga akan lemah,” ujarnya.

Sebagai bangsa yang besar menurutnya kita perlu menyiapkan generasi-generasi muda kita. Terutama dalam bidang pendidikan, karena menurutnya itu sangat dibutuhkan untuk menyongsong Indonesia Emas 2045 mendatang. Tentunya kita dihadapkan dengan para pesaing dari orang-orang yang cukup berkompeten dan memiliki daya saing.

“Kita jangan sampai kalah oleh Negara-Negara lain, mereka saat ini sedang membentuk Sumber Daya manusia dengan luar biasa, dan mungkinkah kita akan biasa-biasa saja, tentu tidak bisa demikian, kalau kita lemah akan tertindas kita, jadi jangan sampai ada yang malas sekolah yang akhirnya putus sekolah, apalagi saat ini, sekolah sudah ada sampai ke pelosok-pelosok serta pedalaman-pedalaman,” jelasnya.

Tingginya angka putus sekolah disebabkan berbagai faktor, diantaranya seperti hal-hal negatif yang membuat lemahnya minat belajar anak. Atau juga disebabkan karena peralihan dari zaman digitalisasi. Yang mana apabila kita belum siap menerima perubahan maka yang terserap oleh anak malah hal-hal negatif saja.

(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *