SINTANG, RS – Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sintang, Subendi, mengungkapkan berbagai tantangan yang dihadapi dalam bidang tenaga kerja di Bumi Senentang. Dengan banyaknya perusahaan yang berinvestasi, terutama di sektor perkebunan, muncul persoalan kompleks yang perlu diatasi.
Subendi menjelaskan bahwa sebagian besar persoalan di sektor perkebunan berawal dari masalah ketenagakerjaan. Contoh kasus yang disebutkannya terkait dengan demo masyarakat di Julong, dimana pemukulan terhadap Tenaga Kerja Asing (TKA) memicu tuntutan dan dampak-dampak lainnya.
“Pertama-tama, banyak persoalan perkebunan yang bermula dari problem ketenagakerjaan. Kasus-kasus seperti di Julong, yang awalnya terjadi masalah tenaga kerja, kemudian berimbas pada permasalahan lainnya,” ujar Subendi.
Menyoroti permasalahan di Julong, Subendi menggambarkan bahwa persoalan ketenagakerjaan dapat menjadi akar dari sejumlah masalah, terutama terkait pemogokan kebun dan dampaknya pada kesejahteraan pekerja.
“Pemagaran kebun juga dapat berdampak pada persoalan tenaga kerja. Ketika operasional dihentikan, imbasnya adalah karyawan tidak digaji, dan ini dapat mengganggu pekerjaan dengan berbagai masalah perkebunan,” jelasnya.
Dalam menanggapi persoalan ketenagakerjaan, Subendi menyatakan bahwa pihaknya hampir setiap hari terlibat dalam mediasi perselisihan hubungan industrial. Persoalan seperti perselisihan hak, PHK, masalah lembur, dan sebagainya seringkali menjadi fokus mediasi tersebut.
“Tahun ini saja kita sudah menyelesaikan 11 kasus tenaga kerja. Hanya satu atau dua kasus yang kemudian lanjut ke Pengadilan Hubungan Industrial (PHI). Ini menunjukkan bahwa ada kesadaran masyarakat terkait persoalan ketenagakerjaan untuk diselesaikan melalui dinas tenaga kerja,” ungkapnya.
Subendi menambahkan bahwa kesadaran masyarakat terus berkembang, dengan berbagai sektor seperti karyawan ponsel, toko retail, dan hotel lebih banyak menyelesaikan masalah ketenagakerjaan melalui dinas yang dipimpinnya.
Sumber: Rilis Kominfo Sintang