SINTANG, RS – Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang tidak mengendurkan upaya dalam melaksanakan program vaksinasi rabies di desa-desa, meskipun kasus rabies di wilayah tersebut mengalami penurunan yang signifikan. Program ini diperluas ke beberapa kecamatan, seperti Kelam Permai, Tebelian, Ketungau Hulu, dan Sintang, hingga akhir tahun ini, sebagai langkah preventif untuk menjaga keamanan kesehatan masyarakat.
Walaupun terjadi penurunan kasus rabies, Kepala Bidang Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Darmadi, menegaskan bahwa fokus pemerintah tidak hanya pada kasus rabies itu sendiri, melainkan juga pada kasus gigitan binatang penular rabies kepada manusia. Gigitan hewan penular rabies, terutama anjing, tetap menjadi perhatian utama karena masih banyak anjing yang berkeliaran tanpa pengawasan.
Darmadi, Kepala Bidang Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, menjelaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memastikan bahwa anjing-anjing yang berkeliaran bebas terbebas dari penyakit rabies. Hal ini dilakukan sebagai langkah mitigasi untuk mengurangi risiko kasus gigitan anjing kepada manusia yang berpotensi menularkan rabies.
“Setiap gigitan anjing menjadi sorotan kelompok pemantauan. Kami melakukan pemantauan mulai dari saat kejadian gigitan hingga masa inkubasi, yang dapat berlangsung dari 2 minggu hingga 2 tahun. Jika dalam 3-4 bulan tidak muncul tanda-tanda infeksi, biasanya dianggap aman,” terang Darmadi.
Dua instansi, Distanbun dan Dinkes Sintang, terus berkoordinasi untuk mencegah kembali merebaknya kasus rabies di Kabupaten Sintang. Pihak berwenang secara aktif mengajak partisipasi masyarakat, khususnya pemilik hewan anjing, untuk bekerja sama dalam menjalankan program vaksinasi rabies bagi hewan peliharaan mereka. Upaya kolaboratif ini menjadi kunci untuk menjaga kesehatan masyarakat dan mencegah kembali munculnya kasus rabies di wilayah tersebut.
Sumber: Rilis Kominfo Sintang