SINTANG, RS – Hilangnya tempat pembuangan sampah (TPS) sementara yang ada di Hutan wisata Alam Baning membuat warga sekitar mengalami kesulitan saat ingin membuang sampah. Penutupan TPS tersebut juga dipertanyakan oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Lim Hie Son. Selasa, (29/11/2022).
Lim Hie Son sangat menyayangkan penutupan tempat pembuangan sampah tersebut. Karena menurutnya masih banyak sampah yang menumpuk di pinggir jalan wilayah Sintang.
“Kenapa tempat pembuangan sampah di jalan hutan wisata ditutup? Terus kemana warga sekitar membuang sampahnya. Masih banyak sampah-sampah yang menumpuk di pinggir jalan, apa langkah solusi untuk mengatasi sampah itu,” tanya Liem.
Menurut Lim Hie Son masyarakat Sintang saat ini perlu bekerja sama untuk mengurai persoalan sampah tersebut. Perlu adanya kerjasama dari berbagai pihak supaya sampah tidak dibuang dengan semerawut.
“Soal penanganan sampah itu saya harap warga juga perlu kerja sama dengan masing-masing wilayah. Supaya sampah-sampah itu dapat dibuang di tempatnya dan tidak mengotori pinggiran jalan,” katanya.
“Permasalahan sampah ini menjadi problem yang harus cepat ditangani. Karena efeknya berdampak terhadap kesehatan. Jadi, pemerintah harus mencari solusi menangani penumpukan sampah-sampah yang semrawut ini,” haranya.
Di samping itu, Wakil Bupati Sintang, Melkianus mengatakan kalau lahan yang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah (TPS) merupakan lahan warga. Maka dari itu atas permintaan pemilik lahan TPS tersebut ditutup.
“Ada kegiatan dari Balai Wilayah Sungai Kalimantan I Provinsi Kalimantan Barat untuk naturalisasi parit di wilayah lingkar hutan wisata. Mereka meminta agar TPS di pinggir parit tersebut di tutup dan harus steril karena dilewati alat berat. Atas permintaan itu TPS di tutup,” Jelasnya.
“Bagi masyarakat yang di sekitar jalan hutan wisata, untuk membuang sampah dapat dilakukan di TPS Akcaya II dan TPS tugu BI,” ujarnya.
(***)