SINTANG, RS – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD) Kabupaten Sintang Hikman Sudirman mengatakan, melambungnya harga pangan di kabupaten Sintang bukan hanya menjadi persoalan yang dianggap biasa saja.
Oleh karenanya, sudir biasa disapa, meminta agar semua pihak dari berbagai elemen pemerintah kabupaten Sintang serta instansi terkait untuk segera memberi perhatian serius dan dapat memberikan solusi.
“Persoalan harga sembilan bahan pokok(sembako) ini sudah menjadi persoalan multidimensi yang mesti melibatkan seluruh elemen pemerintah dalam menyelesaikannya,” ujarnya(12/12/22)
Sebab, lanjut dia, kenaikan harga sembako tidak terjadi hanya karena persoalan produksi. Akan tetapi, faktor eksternal dan internal yang sedang dialami Indonesia menjadi salah satu penyebab yang telah memberi kontribusi terhadap kenaikan harga pangan.
Menurutnya, apabila kenaikan harga sembako dibiarkan berlarut-larut maka akan mengguncang kondisi ekonomi masyarakat karena daya beli mereka semakin menurun.
Tak hanya itu, legislator asal daerah pemilihan (dapil) kayan itu menyebutkan bahwa harga sembako yang tinggi juga akan berdampak terhadap efek domino berbuntut mempengaruhi sektor lain.
“Bahkan, dari sumber di kementrian pun sudah memahami bahwa ada ancaman inflasi akibat meningkatnya harga pangan,” ucapnya.
Instansi seperti disperindagkop kabupaten Sintang harus lebih ekstra mengelola manajemen krisis, lanjut dia, stok cadangan pangan harus menjadi kebijakan pemerintah.
Pemerintah pusat saja,jelas dia, bersikap lebih teliti dan tidak salah langkah dalam mengelola stok. Sebab, negara sendiri masih kewalahan mengelola produksi.
“Oleh karena itu, manajemen stok mesti baik. Begitu pula dengan meningkatkan jumlah produksi beberapa komoditas bahan pangan yang potensial, seperti beras, cabai, bawang merah, telur, daging ayam, dan ikan, serta minyak goreng,” imbuhnya
Politisi Partai Demokrat itu mengungkapkan,ini harus menjadi perhatian khusus karena masyarakat kita ekonomi nya tidak stabil, dimana harga sawit dan karet yang sedang turun harga, juga menjadi komoditi sumber penghasilan mereka, sehingga masyarakat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari nya.
Meskipun Indonesia memiliki pasokan pangan yang relatif aman, kata sudirman , hal itu tidak menjamin harga komoditas stabil.
Kenaikan harga sembako yang juga bersamaan harga BBM naik hal tersebut dibuktikan dengan kenaikan harga sebagian besar komoditas, terutama sembilan bahan pokok (sembako), seperti daging sapi, cabai, bawang merah, telur dan daging ayam, ikan, serta minyak goreng.
“Pada masa yang akan datang, pemerintah mesti dapat meningkatkan kemampuan petani Indonesia dengan alat, modal, hingga produk bibit. Dengan begitu, produk yang dihasilkan dapat bersaing, baik secara harga maupun kualitas,” jelasnya.
Peningkatan produksi pangan tersebut, lanjut dia, termasuk pada sektor pertanian, perikanan, dan peternakan.
Ketiga hal tersebut harus menjadi leading sektor terhadap pengendalian pangan termasuk dalam tata niaga.
“Selama ini dalam menangani persoalan pangan antara kementerian teknis dan regulator sering bertabrakan sehingga tidak ada titik temu pangan,” tutupnya.
(**)