SINTANG, RS – Kasus DBD (Demam Berdarah Dengue) di Kabuapten Sintang dalam beberapa bulan terakhir mewabah. Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang mencatat jumlah angka gigitan sebanyal 412 kasus, dengan angka kematian sudah mencapai 8 orang. Kasus tersebut per tanggal 6 Oktober 2023.
DBD adalah penyakit yang ditularkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Pada beberapa kasus, khususnya yang tidak segera mendapatkan penanganan, penyakit ini bisa menyebabkan berbagai komplikasi serius, bahkan kematian. Jadi, untuk mencegah terjadinya hal tersebut, penting untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri nyamuk penyebab DBD yang harus dihindari.
Menanggapi hal tersebut Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Kusnadi menghimbau masyarakat saat beraktifitas dapat menggunakan minyak serai. Menueurnya dengan menggunakan minyak serai setidaknya dapat mengurangi resiko terkena gigitan nyamuk.
“Saat ini kasus angka gigitan nyamuk demam berdarah jadi sangat tinggi, maka dari itu masyarakat yang sedang beraktifitas baik di luar maupun di dalam rumah sebaiknya dapat menggunakan inyai serai agar terhindar dari gigitan nyamuk,” ujarnya. Kamis, (12/10/2023).
Seperti yang di kutip oleh Haalodoc, serai mengandung minyak Citronella, aroma musk yang mengganggu radar nyamuk untuk menemukan mangsa. Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Rentokil, penggunaan serai sebagai pengusir nyamuk alami dan lebih natural lebih aman dan nyaman.
Selain menggunakan mintak serai, Kusnadi juga menyarankan agar masyarakat dapat meminta bubuk abate untuk di taburka di tempat air tergenang, seperti di bak mandi, di bak penampungan air di sekitar rumah.
“Bukan hanya minyak serai saja tetapi untuk membasmi jentik nyamuk masyarakat bisa datang ke puskesmas untuk minta bubuk abate,” Ujar Politisi Partai PKB ini.
Untuk saat ini pemerintah daerah kabupaten Sintang melalui dinas Terkait gencar melakukan fogging, klambunisasi, pembagian bubuk abate gratis dan mengajak masyarakat untuk melakukan 3 M.
(***)
