SINTANG, RS – Wakil Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Senen Maryono, menegaskan pentingnya pendidikan holistik yang mencakup kecerdasan intelektual, kecerdasan sosial, dan kecerdasan religius. Pernyataan ini disampaikannya usai menghadiri kegiatan Program Sekolah Penggerak di Gedung Pancasila.
Senen Maryono menekankan bahwa kecerdasan intelektual, yang melibatkan transfer pengetahuan dari guru ke siswa, hanyalah satu aspek dari pendidikan. Menurutnya, pendidikan juga harus membentuk kecerdasan sosial yang berkaitan dengan hubungan kemasyarakatan dan kemanusiaan. “Siswa perlu diajarkan bagaimana berhubungan dengan masyarakat, membangun hubungan kemanusiaan yang baik,” ujar legislator yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Sintang.
Selain itu, kecerdasan religius juga menjadi fokus, diperkuat oleh nilai-nilai agama. Senen Maryono menekankan pentingnya membekali siswa dengan pemahaman akan keberagaman agama dan nilai-nilai kerukunan. “Tanamkan bahwa meskipun berbeda agama, kita tetap harus bersatu, tetap harus rukun, baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bekerja sama,” tambahnya.
Senen Maryono memberikan apresiasi terhadap Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), menganggapnya sebagai langkah positif. Program ini dianggapnya sebagai upaya menanamkan nilai-nilai keberagaman, persatuan, dan nilai-nilai Pancasila sejak dini. “Harus ditanamkan sejak dini bahwa ragam suku, agama, dan bahasa dirajut menjadi satu, yaitu persatuan. Ini penting, tanamkan soal keberagaman dan persatuan sejak dini, mulai dari anak TK, SD, hingga SMP,” tegasnya.
Dengan pendekatan holistik seperti yang diusung oleh Program Sekolah Penggerak, diharapkan siswa tidak hanya mampu dalam aspek kecerdasan intelektual, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan spiritual yang kuat. Program ini menjadi wahana untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki nilai-nilai kemanusiaan, keberagaman, dan persatuan yang kokoh.
(***)