SINTANG, RS – Penyebaran virus corona di Bumi Senentang masih belum diketahui kapan berakhir, atas hal tersebut warga diminta untuk disipilin dalam menerapkan protokol kesehatan
Bupati Sintang, Jarot Winarno menyampaikan bahwa Sintang harus sama-sama dijaga agar bisa terhindar dari penyebaran corona, sehingga dampak ekonomi akibat pandemi ini dapat segera pulih, dan secepatnya melanjutkan program program yang ada.
“Penyebaran corona di Sintang pernah kritis, pada akhir bulan Mei-Juni 2021. Pada waktu itu, rumah sakit penuh semuanya, angka tingkat hunian ruang isolasi mencapai 91-92 persen, sulit untuk mencari ruang isolasi, kasus 1 minggu bisa mencapai 154 kasus, meninggal 36 kasus pada Mei 2021,” kata Jarot, Rabu 14 Juni 2021.
Sehingga total sampai hari ini yang meninggal sudah mencapai 174 orang. Tetapi keadaan membaik ketika dibuka check point di Desa Sepulut, dalam 3 minggu posko diaktifkan, petugas kata dia, berhasil mengidentifikasi 167 orang positif corona. Sehingga jika tidak dijaga di Sepulut, mereka masuk ke Sintang tidak tahu bahwa dia positif kemudian berinteraksi dengan masyarakat Sintang sehingga bisa menularkan ke banyak orang.
“Hasil sepertiganya kita kembalikan ke daerahnya masing-masing, ada dari Mempawah, Pontianak, Sekadau, Sanggau, sepertiganya bersedia di isolasi di Kabupaten Sintang, sepertiganya menginginkan isolasi mandiri di rumahnya masing-masing yang orang tanpa bergejala, sejak itu kasus menjadi turun,” jelas Jarot.
Dikatakan Jarot, kasus yang masih tinggi di Kabupaten Sintang adalah kasus kematian akibat Covid-19. Rata-rata yang meninggal kasusnya karena terlambat penanganannya.
“Orang sekarang ini sepertinya sudah masa bodoh dengan corona, tidak peduli dengan corona, jadi kalau batuk pilek, hilang penciuman dia tunggu dulu, takut dibawa ke rumah sakit, nanti di isolasi, jadi pas sesak nafas baru dibawa ke rumah sakit, itu saturasi oksigennya sudah 50-30-60 meninggal,” pungkasnya. (*)