SINTANG, RS – Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang Yustinus memimpin jajaran Pemerintah Kabupaten Sintang untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa toko, gudang dan agen sembako di Kota Sintang pada Jumat, 4 Maret 2022.
Inspeksi mendadak dilakukan untuk menanggapi keluhan masyarakat dan informasi kelangkaan dan tingginya harga minyak goreng di Kabupaten Sintang.
Ada 7 toko dan 1 distributor minyak goreng yang di sidak. Hasil sidak ke toko dan gudang sembako menunjukan stok minyak goreng kosong. Sedangkan di distributor juga kosong namun sudah mengajukan permintaan kepada produsen minyak goreng.
Tujuh pemilik toko yang di sidak oleh tim mengaku stok minyak goreng sudah kosong dan tidak ada mendapatkan kiriman stok sejak seminggu. Untuk memastikan tidak ada penimbunan, tim juga sempat melihat langsung gudang penyimpanan barang di 7 toko tersebut. Hasilnya, gudang penyimpanan memang dalam keadaan kosong.
Terakhir, Tim melakukan sidak di Distributor Wilmar CV Sarana Makmur Sentosa di Jalan MT Haryono. Tim diterima oleh Zul Susanto pimpinan perusahaan. Kepada Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang Yustinus dan rombongan, Zul Susanto menyampaikan bahwa berkurangnya pasokan minyak goreng terjadi sejak Januari 2022 yang lalu hingga sekarang.
“Kami memang distributor minyak goreng untuk Kabupaten Sintang dan Kabupaten Melawi. Masalahnya kita terkendala di stok. Pihak Wilmar juga membatasi pengiriman ke kami. Bulan Maret 2022 ini saja, kami baru mendapatkan kiriman 1.500 dus, dan sudah saya distribusikan merata, setiap toko saya kasih 5 dus saja. Saya sudah mengajukan untuk mendapatkan pengiriman kembali. Informasinya akan dapat pada tanggal belasan Maret ini,” terang Zul Susanto
Pihaknya, kata Zul memastikan pendistribusian merata. Dan per hari ini sudah habis stok. Terakhir dikirim ke Sepauk. Pesan pihak Wilmar, barang yang datang, harus habis dalam 1 x 24 jam. Jadi kalau minyak datang, langsung kami distribusikan dengan harga mengikuti harga pemerintah. Kami jual ke toko itu dengan harga modal untuk minyak goreng premium adalah 13 ribu per liter. Sehingga toko bisa jual 14 ribu per liter.
“Saya selalu ditelpon toko soal stok minyak goreng. Pihak Wilmar pernah menjanjikan 2. 250 dus per minggu, tapi kenyataan tidak seperti itu. Terjadi penundaan pengiriman. Tanggal belasan maret nanti akan tiba dari Surabaya sebanyak 1 kontainer minyak goreng atau setara dengan 16 ton atau 1.500 dus. Nanti kalau sudah datang, akan langsung saya distribusikan ke toko toko. Sejak kelangkaan ini, datang 1 truk, 2 hari langsung habis,” jelas Zul Susanto.
Dikatakan Zul, tidak semua toko merupakan pelanggannya. Ada juga yang mendapatkan kiriman dari Pontianak sesuai mitra mereka sehingga kalau ada yang mahal di toko, belum tentu minyak goreng tersebut berasal dari pihaknya.
“Kadang minyak goreng datang, tidak kami masukan ke gudang, tapi langsung turunkan ke mobil kecil dan didistribusikan ke toko. Saya selalu sampaikan informasi kekurangan stok minyak goreng di Sintang kepada pihak Wilmar. Kami selalu berkomunikasi dengan produsen,” bebernya.
Yustinus J usai melakukan sidak menyampaikan bahwa memang penyebab kelangkaan minyak goreng ini bukan berada di wilayah Kabupaten Sintang melainkan dari produsen minyak goreng yang memang membatasi atau mengurangi pengiriman ke Sintang.
“Dari pabrik memang mengurangi pengiriman. Maka kami sudah sampaikan kepada agen dan distributor rajin bahkan terus menerus berkomunikasi dengan produsen soal kebutuhan minyak goreng untuk Kabupaten Sintang. Pihak distributor sudah memesan 4 kontainer minyak goreng, tetapi yang sudah dikirim tidak maksimal. Kami minta kepada distributor dan toko-toko untuk tidak menaikan harga dan jangan coba-coba menimbun,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Arbudin menyampaikan kelangkaan minyak goreng ini terjadinya karena pembatasan pengiriman dari Pontianak.
“Kami akan berkoordinasi dan berkomunikasi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat untuk terus menambah stok minyak goreng untuk Kabupaten Sintang. Kami juga mendorong Pemprov Kalbar untuk berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan di Jakarta soal kebutuhan minyak goreng. Droping minyak goreng dari pusat harus terus ditambah untuk daerah dalam hal ini Kabupaten Sintang,” tukasnya. (*)