Deteksi berita sekota Sintang

Florensius Ronny Soroti Keterbatasan Anggaran Pembangunan di Kabupaten Sintang

SINTANG, RS – Dalam konteks pembangunan di Kabupaten Sintang, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Florensius Ronny, menyoroti tantangan pemerintah daerah yang terbatas dalam membangun tanpa dukungan penuh dari pemerintah pusat. Ronny mengungkapkan bahwa luas wilayah Sintang yang setara dengan luas provinsi di Jawa menjadi kendala, mengingat dana yang tersedia sangat terbatas.

“Pemahaman kita bahwa luas Sintang setara dengan luas provinsi di Jawa. Dengan keterbatasan dana, mewujudkan pemerataan pembangunan di daerah menjadi tantangan yang sulit,” ungkap Florensius Ronny usai meresmikan Rumah Pemenangan FR 2 di Lintas Melawi Sintang pada 5 November 2023.

Ia menegaskan bahwa kebutuhan pembangunan, khususnya di bidang infrastruktur, sangatlah besar dan membutuhkan alokasi anggaran yang signifikan agar dapat memenuhi semua kebutuhan pembangunan.

“Dengan keterbatasan dana, daerah hanya mampu mengakomodir sebagian kecil kebutuhan pembangunan. Bahkan untuk pembangunan jalan kabupaten, kita masih kekurangan banyak dana,” tambah Ronny.

Untuk mempercepat pembangunan di daerah, Ronny menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Hal ini dianggapnya sebagai solusi agar pemerataan pembangunan dapat tercapai dengan lebih efektif.

“Keterlibatan pemerintah pusat dapat menuntaskan kebutuhan infrastruktur di daerah secara bertahap. Meskipun kita selalu alokasikan anggaran untuk pembangunan infrastruktur, namun hal tersebut belum maksimal dan belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan,” ujar Ronny.

Dengan keterbatasan anggaran, Ronny mengakui bahwa pemenuhan kebutuhan infrastruktur diutamakan pada hal-hal yang bersifat mendesak.

“Semua kebutuhan infrastruktur di daerah adalah kebutuhan mendesak. Dengan dana yang terbatas, kita mengambil opsi yang paling prioritas,” jelasnya.

Ronny menegaskan bahwa kunci untuk meningkatkan perekonomian masyarakat terletak pada ketersediaan infrastruktur yang memadai. Ia mencatat bahwa meskipun masyarakat memiliki potensi ekonomi sendiri, seperti hasil karet dan sawit, mereka masih terbebani dengan ekonomi biaya tinggi akibat kerusakan infrastruktur yang menjadi akses utama.

“Dalam meningkatkan perekonomian masyarakat, infrastruktur yang baik memiliki peran krusial. Kita memiliki potensi ekonomi, namun akses yang terhambat oleh kerusakan infrastruktur membebani masyarakat,” tambah Ronny.

(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *