SINTANG – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sintang, Kartiyus, bersama Sultan Sintang, Raden Barrie Danu Brata, menyatakan dukungannya terhadap upaya pelestarian tradisi makan saprahan oleh berbagai lapisan masyarakat di Kota Sintang.
Pernyataan tersebut disampaikan keduanya saat menghadiri acara Makan Saprahan Agung dan Makan Saprahan Anak Negeri yang berlangsung di Pendopo Bupati Sintang, pada Kamis siang, 15 Mei 2025.
Kartiyus menekankan bahwa makan saprahan merupakan bagian dari warisan budaya leluhur yang memiliki nilai kebersamaan dan harus dijaga kelestariannya.
“Di kampung-kampung juga ada kebiasaan makan bersama, walaupun namanya berbeda-beda. Di kalangan masyarakat Melayu, tradisi ini dikenal sebagai makan saprahan. Sementara pada masyarakat Dayak pun dikenal tradisi serupa. Ini adalah budaya kita bersama, jadi harus terus kita rawat. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melestarikannya?” ujar Kartiyus.
Sementara itu, Sultan Sintang Raden Barrie Danu Brata menjelaskan bahwa makan saprahan terbagi menjadi dua jenis, tergantung siapa yang mengikutinya.
“Untuk kalangan tokoh masyarakat, disebut sebagai Saprahan Agung. Sedangkan bagi masyarakat umum dikenal dengan sebutan Saprahan Anak Negeri,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sultan menyebutkan bahwa makan saprahan memiliki makna syukuran atau perayaan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. “Khusus hari ini, kita menggelar makan saprahan untuk memperingati Hari Jadi Kota Sintang yang ke-663 pada tahun 2025,” terangnya.
Sultan Sintang juga menegaskan pentingnya pelestarian tradisi ini dengan menggelar makan saprahan dalam berbagai kesempatan penting.
“Tradisi ini mampu mempererat hubungan antar warga. Saat makan saprahan, kita bisa saling berinteraksi dan memperkuat rasa persaudaraan,” tutup Sultan Sintang.
(Rilis Kominfo)