SINTANG – Dalam rangka mendukung program swasembada pangan nasional melalui Asta Cita Tahun 2025, Pemerintah Desa Baning Panjang, Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang, tengah mendorong pengembangan budidaya jagung hibrida di lahan pertanian warga. Penanaman dilakukan di area tumpang sari maupun lahan monokultur.
Kepala Desa Baning Panjang, Theodorus Ensali, menjelaskan bahwa program ini dijalankan di tiga lokasi berbeda dengan penerapan teknologi pertanian yang bervariasi.
“Kami menerapkan tiga pendekatan berbeda, yaitu menggunakan pupuk kimia, pupuk organik, dan metode biosaka dari Dinas Pertanian,” ujarnya saat dikonfirmasi lewat pesan WhatsApp pada media ini, belum lama ini.
Inisiatif penanaman jagung hibrida ini merupakan kerja sama antara Pemerintah Desa Baning Panjang, Polsek Kelam Permai, dan penyuluh pertanian lapangan (PPL). Menurut Theodorus, langkah ini bertujuan untuk mengubah kebiasaan petani yang sebelumnya lebih fokus pada penanaman jagung manis.
“Kami berupaya mengalihkan pola tanam ke jagung hibrida yang memiliki potensi hasil lebih besar dan nilai jual yang lebih tinggi. Ini bisa menjadi contoh transformasi pertanian di desa kami,” jelasnya.
Untuk mendukung kesinambungan program ini, pemerintah desa juga telah menjalin kerja sama resmi dengan CU Keling Kumang sebagai mitra dalam penyerapan hasil panen petani. Kemitraan ini diharapkan mampu memberikan jaminan pasar sekaligus meningkatkan pendapatan petani.
“Kami tidak ingin program ini berhenti di tataran formalitas. Harus ada dampak nyata bagi warga. Masih banyak lahan yang belum dimanfaatkan di desa kami, dan jagung bisa menjadi komoditas andalan yang menguntungkan jika dikelola dengan baik,” pungkas Theodorus.
(Rilis Kominfo)